TEKHNIK PENGAMBILAN GAMBAR
Dunia videografi adalah sebuah dunia yang sangat menyenangkan,
penuh daya tarik, menantang kreatifitas, dan membantu kita dalam berkomunikasi
dengan siapa saja. Dengan teknik videografi yang kreatif dan komunikatif, kita
bisa mengabadikan beragam peristiwa di sekitar kita, menciptakan beragam karya
dan media yang bukan saja bisa dipandang, namun juga didengar. Dengannya, kita
bisa bercerita, berbagi informasi, menghibur, menularkan pengetahuan, bahkan
mempengaruhi orang lain.
Bagaimana menciptakan karya videografi
yang
kreatif, komunikatif dan layak
ditonton ? Kami mengajak anda untuk mengenal dan memahami prinsip-prinsip dasar
videografi untuk dipraktekkan dengan menggunakan kamera yang cukup sederhana
yaitu kamera genggam (handycam). Mengapa kamera genggam ? Karena inilah jenis
kamera video yang paling banyak dijumpai dan dipergunakan, paling banyak
populasinya, mudah didapat dan bisa dioperasikan oleh siapa saja.
Penting untuk dipahami bahwa
peralatan yang lebih baik (katakanlah lebih profesional, lebih canggih, atau
mungkin lebih mahal ) tidak menjamin hasil rekaman video yang lebih baik. Semua
tergantung pada “man behind the camera”. Siapa yang berada di belakang kamera ?
Apakah dia bisa menangkap momen-momen penting dan menarik ? Apakah rekaman
gambar enak dinikmati, atau setidaknya bisa dinikmati ? Peralatan yang
sederhana, jika dipergunakan dengan cara yang benar dan pada situasi yang tepat
akan menghasilkan karya videografi yang sempurna sesuai kebutuhan dan tujuan
penggunaannya.. Dengan teknik merekam gambar yang baik, pendekatan kreatif dan
komunikatif, hasil rekaman video anda akan tampil lebih sempurna
dan
bercitarasa profesional.
Pada tekhnik videografi ini, sama
halnya dalam sebuah film. Film merupakan
hasil karya seni yang berasal dari perpaduan banyak unsur, seperti suara, gambar,
gerak,dll.
Pemerintah sendiri mendefinisikan
film sebagai berikut :
”Film adalah karya cipta seni
budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat
berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita selluloid, pita video,
piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam bentuk,
jenis, ukuran melalui kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya atau tanpa
suara yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyek
mekanik, elektronik dan atau lainnya (UU Perfilman th. 1992, Bab I, Pasal 1).”
Sebagaimana dijelaskan di dalam
definisi tersebut, film termasuk ke dalam golongan karya seni, dan dilihat dari
urutannya film merupakan seni yang ketujuh di dalam jajaran seni-seni yang
lain.
Film agak berbeda dengan seni yang
lain, karena film lahir dari gabungan unsur-unsur seni-seni yang lain, yaitu
seni sastra, teater, rupa, suara, musik, dan arsitektur. Selain unsur-unsur seni tersebut, di dalam
film juga terkandung unsur teknologi.
Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan film,
fungsi kamera yaitu mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang
sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan
adegan-adegan.
Kamera dioperasikan oleh
kru film yang biasa disebut kameramen, kameramen mengoperasikan kamera sesuai
dengan arahan sutradara. Untuk menjadi
seorang kameramen, harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau
teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam
pengambilan gambar, dll.
TEKHNIK PENGAMBILAN GAMBAR
Tahapan Memaksimalkan Penggunaan Kamera Video Sebelum mengoperasikan sebuah kamera video, kita harus mengenali dan memahami kamera tersebut. Semua alat yang akan digunakan harus benar-benar dikuasai untuk meminimalisasikan kesalahan pengambilan gambar nantinya. Rekaman video yang layak dilihat dan disimpan Rekaman video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi empat syarat yaitu cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi. Rekaman Video yang Layak Dinikmati Rekaman video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah – kaidah sebagai berikut :
Tahapan Memaksimalkan Penggunaan Kamera Video Sebelum mengoperasikan sebuah kamera video, kita harus mengenali dan memahami kamera tersebut. Semua alat yang akan digunakan harus benar-benar dikuasai untuk meminimalisasikan kesalahan pengambilan gambar nantinya. Rekaman video yang layak dilihat dan disimpan Rekaman video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi empat syarat yaitu cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi. Rekaman Video yang Layak Dinikmati Rekaman video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah – kaidah sebagai berikut :
• Balance, Framing, Compositions : Horizontal
Lines, Vertical Lines, Diagonal Lines,riangle, Perspective, Looking Room, Head
Room, Background, Foreground.
• Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big
Close Up, Close Up, Medium Close Up,Medium Shot, Medium Long shot, Long
Shot, Extreme Long Shot.
• Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group
Shot, Over Shoulder Shot, Establishing Shot.
• Camera Movement : Panning ( Left, Right, Up,
Down ), Tracking ( In, OutFollow,Revolve ), Truck ( Left, Right ), Zooming
( In, Out )
• Camera Angle : Normal Angle, Low Angle, High
Angle, Objective Camera, SubjectiveCamera
• Shot By Camera Positions : Face Shot, ¾ Shot,
Profile Shot, Over Shoulder Shot
• Shooting Rules : Jump Cut, Crossing The
Line, Continuity
Salah satu unsur yang digunakan
untuk membangun sebuah komposisi visual
adalah sudut pengambilan gambar
(angle of view), dan juga ditentukan oleh
tujuan pengambilan gambar. Jika
kita ingin mendapatkan suatu moment dan
menghasilkan gambar yang terbaik,
kita jangan pernah takut untuk merekam
gambar dari beberapa sudut
pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar
dengan objek) sudut dari atas,
bawah, samping kanan atau kiri, bahkan sudut
yang paling ekstrim.
Berikut adalah contoh – contoh
Angle (sudut pengambilan gambar) :
1) Normal Angle / Eye Level
Kamera ditempatkan setinggi atau sejajar
dengan mata objek.
2) High Angle
Pengambilan gambar dengan posisi kamera
lebih tinggi dari objek / diatas.
3) Low Angle
Pengambilan gambar dengan posisi
kamera lebih rendah dari subjek mata.
4) Bird Eye View Angle (pandangan
mata burung)
Pengambilan gambar ini dilakukan dari atas
ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian
luas dengan benda-benda lainyang tampak dibawah sedemikian kecil.
Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung
tinggi.
5) Crazy Angle
Tampilan sudut kamera yang tampaknya terus bergerak goyah.
sumber:tehnikdasarvideografi.blogspot.co.id
0 komentar:
Posting Komentar