Perkembangan transportasi darat Indonesia
sejak zaman penjajahan
Salam hangat kembali kami
sampaikan kepada sahabat-sahabat Guska, di edisi kali ini kami masih ingin
menginformasikan atau me review kembali sejarah dari perkembangan Negara kita
yang tercinta ini, memang sampai dengan saat ini alat transportasi lah yang
menjadi cikal-bakal kehidupan yang ada di indonesia, bayangkan saja jika kita
masih mengandalkan transportasi-transportasi yang sifatnya tradisional apakah
kehidupan kita bisa berkembang seperti sekarang ini? Di tahun 2015 ini saja
menurut kami sudah sangat pesat perkembangannya apalagi nanti kedepan nya, nah
sahabat Guska mari kita persiapkan diri kita untuk dapat mengikuti perkembangan
teknologi transportasi dan mengerti sedikit tentang sejarahnya sarana dan
prasarana transportasi di negara kita.
Perkembangan transportasi di
Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perubahan-perubahan besar dalam teknologi
transportasi dunia. Pengaruh teknologi dalam bidang transportasi di Indonesia
di bawa oleh pemerintah kolonial Belanda dengan tujuan untuk mempermudah dan
mempercepat Penemuan-penemuan sarana transportasi dikembangkan di Barat, dalam
perkembangannya mulai diperkenalkan dan di bawa ke wilayah-wilayah koloni oleh
kaum penjajah.
Seperti pembangunan jalan raya
yang telah dirintis sejak zaman Gubernur Jenderal Daendels ketika berkuasa di
Indonesia. Daendels membangun jalan raya pos sepanjang 1.000 km dari Anyer
(Banten sampai Panarukan (Jawa Timur).
Penemuan mobil oleh Gottlieb
Daimier pada tahun 1887 merupakan temuan teknologi transportasi darat yang
telah mengubah sejarah transportasi dunia. Di Indonesia, mobil pada awalnya
dibawa masuk oleh orang-orang Eropa pada awal abad ke-20. Kepemilikan pun lebih
banyak dikuasai oleh orang-orang kaya Eropa dan terbatas di kalangan orang
pribumi.
Pembangunan jalan raya dilakukan
untuk membuka daerah-daerah yang terisolasi untuk menghubungkan pusat-pusat
industri yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Jalan raya yang dibangun
pemerintah sampai tahun 1988 mencapai sepanjang 42.982 km.

Selain pembangunan jalan raya,
masalah transportasi darat yang tidak kalah pentingnya adalah perkembangan
perkeretaapian. Jalur kereta api pertama di Indonesia dibangun pada masa
Gubernur Jenderal Mr. L.A.J. Baron Sloet van den Beele.
Jalur tersebut menghubungkan desa
Kemijen dengan desa Tanggung (Semarang, Jawa Tengah) sepanjang 25 km yang
dibangun pada tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan jalur kereta api ini merupakan
prakarsa dari perusahaan kereta api Hindia Belanda, Naamlooze Venootschaap
Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM) yang dipimpin oleh Ir.
J.P. de Bardes.
Sarana transportasi ini telah
berkembang sejak masa kolonial Belanda, yaitu dengan dibangunnya jaringan
kereta api di beberapa daerah di Indonesia. Pembangunan jalur kereta api juga
dibangun di luar Pulau Jawa, yaitu sebagai berikut :
1. Di Sulawesi, pada tahun 1992
dibangun jalur kereta api sepanjang 47 kilometer yang menghubungkan Makassar
dengan Takalar yang mulai dioperasikan pada tanggal 1 Juli 1923.
2. Di Sumatra, pembangunan jalur
kereta api dilakukan di Sumatra Selatan tahun 1914, Sumatra Barat tahun 1891, Sumatra Utara tahun 1886
dan Aceh tahun 1874.
Pembangunan jalur kereta api pada
masa Pendudukan Jepang dilakukan antara Bayah-Cikara (Banten) sepanjang 83
kilometer, kemudian membangun jalur Muaro-Pekanbaru sepanjang 22 km.
Pembangunan jalur kereta api ini menggunakan tenaga romusa (kerja paksa) yang
banyak menelan korban jiwa.
Setelah Indonesia merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945, karyawan kereta api yang tergabung dalam Angkatan
Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih perusahaan perkeretaapian dari pihak
Jepang pada tanggal 28 September 1945. Peristiwa tersebut kemudian diperingati
sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Pada peristiwa tersebut ditandai dengan
pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKRI).
Nama perusahaan kereta api
Indonesia telah berubah berkali-kali, dari Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA
tanggal 25 Mei 1963), Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA, tanggal 15 September
1971), Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka, tanggal 2 Januari 1991), PT (Persero)
Kereta Api Indonesia (PT KAI, tanggal 1 Juni 1999).
Sarana transportasi darat ini
paling banyak diminati karena relatif murah, cepat dan mudah dijangkau. Berikut
ini adalah upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan sarana
transportasi darat.
1. Pemeliharaan rehabilitasi
jalan raya yang sudah ada.
2. Membangun jalan tol dan jalan
layang, ringroad.
3. Pembangunan jalan kereta api.
4. Rehabilitasi infrastruktur dan
penyediaan tambahan perlengkapan operasional jalan kereta api.
5. Pengadaan kereta api lebih
modern, seperti Argo Bromo dan Argo Gede.
Demikian ulasan Perkembangan
transportasi darat Indonesia sejak zaman penjajahan, semoga menambah catatan
penting dalam sejarah bidang transportasi untuk kita semua dan bagi yang ingin
mengetahui lebih jauh mengenai perkembangan teknologi transportasi sampai
dengan saat ini kami Guska NSC siap membantu untuk memberikan pengertian dan
pegarahan melalui konsultan kami.
Semoga bermanfaat dan kami
ucapkan banyak terima kasih.
Sumber:http://www.sejarah-negara.com/2014/09/perkembangan-transportasi-darat.html
0 komentar:
Posting Komentar