Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) ENESCE

Menyelenggarakan kursus dan pelatihan bidang perhotelan, akuntansi, administrasi, dan komputer.

GUSKA Business Consultant and Training

Mitra bagi perusahaan dalam pengembangan SDM dan bisnis perusahaan.

Human Development and Recruitment Services

Lembaga penyaluran dan penempatan tenaga kerja.

Pelatihan Design Grafis Angkatan I

Kampus II Politeknik NSC Surabaya Ruko Galeri Bukit Indah RK.3 No.39 Pakuwon Indah Surabaya,

Kamis, 25 April 2013

Pemimpin menurutku

Saat ini setiap kelompok berharap untuk memiliki pemimpin idaman yang mampu membawa suatu perubahan demi terciptanya keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh umat. Sehingga diharapkan dapat tercipta perdamaian dimuka bumi ini.

Banyak pemikiran yang berkembang dimasyarakat mengenai pemimpin masa depan yang di idam-idamkan, dengan pengharapan bahwa suatu ketika diakhir jaman akan ada sosok seorang manusia yang dapat membawa perubahan pada umat manusia dan dialah pemimpin pilihan yang akan menyempurnakan kehidupan manusia menjadi lebih adil, makmur dan sejahtera serta lebih bermartabat. Dan beberapa kelompok meyakini bahwa sosok pemimpin idaman tersebut akan terlahir dari kelompoknya. Padahal sampai dengan saat ini sudah banyak manusia yang mengklaim bahwa dirinya lah sosok pemimpin pilihan yang di idamkan selama ini. Meskipun belum ada satupun yang dapat membuktikan kemampuan dirinya yang sesungguhnya, karena masing-masing hanya bisa menyebutkan ciri-ciri pemimpin pilihan tersebut dan ciri-ciri itu mirip dengannya.

Sehingga kita juga perlu berpikir apa dan siapa pemimpin itu sebenarnya ? kemampuan dan jiwa kepemimpinan seperti apa yang dapat menjadikan dia sebagai pemimpin pilihan itu ? Padahal Tuhan telah menyatakan dalam firmanNya bahwa setiap manusia itu merupakan pemimpin dimuka bumi ini. Jadi setiap manusia bisa saja berkesempatan menjadi pemimpin idaman yang di harapkan oleh masyarakat selama ini. Bahkan ada yang meyakini bahwa Raja yang terpilihpun adalah wakil Tuhan dimuka bumi.

Dalam sejarah kehidupan manusia banyak sosok pemimpin yang telah diutus oleh Tuhan kedunia ini untuk membawa ajaran kebaikan bagi umat manusia. Semua yang diutus kebumi ini adalah sosok manusia pilihan yang telah terbentuk secara alami dari proses perjalanan kehidupan yang dijalani. Kemampuan khusus yang dimiliki juga berasal dari proses pembelajaran yang dijalani pula. Sehingga disaat mereka terpilih menjadi pemimpin diantara kaumnya, jiwa kepemimpinan yang dimiliki benar-benar terbentuk dengan matang seolah tanpa cacat. Dan mereka telah menjadi pemimpin pilihan yang mendekati kesempurnaan dibanding dengan manusia lainnya.

Rabu, 24 April 2013

Refleksi



Renungan Masa Lalu 


Dalam refleksi renungan masa lalu ini, peserta diajak untuk mencoba membayangkan kembali berbagai hal yang telah dijalani, terutama kondisi-kondisi dari kesalahan yang telah diperbuat sebelum pelaksanaan pelatihan. Ungkapannya adalah sebagai berikut : 

“Cobalah kita bayangkan bersama bagaimana keadaan kita sebelum berada disi, untk menjaga kebahagian kita dan orang-orang tercinta yang berada disekitar kita, apakah kita sudah berbuat yang terbaik untuk mereka ? kita bekerja disebuah perusahaan, dimana tempat kita untuk mencari nafkah dalam memenuhi kebutuhan hidup guna untuk mencapai dan mempertahankan sebahagian dari kebahagiaan yang kita miliki. 

Apakah kita sudah menjaga, mempertahankan dan memelihara perusahaan tersebut dengan memberikan kontribusi yang baik dengan menunjukkan prilaku kita yang baik pula ? yang bisa membawa kita pada perbaikan kualitas hidup kita ? ataukah kita telah merusak perusahaan tersebut dengan prilaku yang dapat merugikan perusahaan tersebut ? 

Saat ini mari kita mencoba membuka lembar catatan masa lalu kita satu persatu. Karena kita yakin tiada yang tahu terhadap apa yang telah kita perbuat, kecuali diri kita sendiri dan Tuhan Yang Maha Mengetahui segala-galanya. 

Kita harus menyadari, bahwa tiada manusia yang sempurna dimuka bumi ini. Sehingga selama ini kita pasti punya kesalahan yang kita sadari atau tidak kita sadari. 

Mungkin kita sering tidak disiplin, datang kekantor sering terlambat, menyelesaikan tugas kantor tidak pada waktunya. Mungkin kita sering berbuat malas, tidak pengerjakan tugas dengan berbagai alasan. Mungkin juga kita sering berbuat tidak jujur, suka mencuri waktu kerja dengan menggunakan waktu kerja untuk hal-hal yang seharusnya dilakukan diluar pekerjaan, suka membohongi teman, terbiasa memberikan laporan palsu pada atasan karena ingin selalu dipuji. 

Atau mungkin juga kita selalu terjebak pada persaingan yang tidak sehat dalam lingkungan pekerjaan kita, kita terbiasa menjatuhkan teman sekerja, tidak mau mengingatkan dan memperbaiki kesalahan teman, saling menusuk dari belakang, tidak mau bekerja secara kelompok. 

Kita harus tahu dan sadar bahwa setiap prilaku yang salah dari apa yang telah kita perbuat akan dapat merugikan diri sendiri dan perusahaan. Bahkan bisa menghancurkan diri sendiri dan perusahaan pula. Sehingga dari kesalahan-kesalahan tersebut akan dapat mengakibatkan hilangnya kebahagian kita dan orang-orang tercinta yang ada disekitar kita. 

Oleh karena itu sudah saatnya kita harus berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatan yang salah dan merugikan tersebut dimasa yang akan datang.” 

Setelah ungkapan itu selesai diungkapkan oleh pimpinan perusahaan maka langsung dilanjutkan oleh tim pelatih kembali. Pada sesi renungan masa sekarang. 



Penetapan Masa Sekarang 


Dalam refleksi penetapan masa sekarang sekarang ini peserta diajak untuk mebuat komitmen dalam diri peserta masing-masing untuk dapat melakukan perubahan kearah yang lebih baik. 

Dan contoh ungkapan yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut : 

“Saat ini, kami telah menjalani pelatihan bersama dalam upaya untuk merubah prilaku dari kami yang kurang baik dan dapat merugikan diri sendiri maupun perusahan. Pelatihan ini kami jalankan sebagai wujud dari kami untuk menginginkan adanya perubahan dari dalam diri kami. 

Kami mencoba berlatih mulai dari mengenal kembali pribadi kami dan pribadi orang – orang disekitar kami, serta mencoba mengenal kembali lingkungan dimana tempat kami bernaung untuk berkarya dan mencari nafkah. 

Setelah kami dapat mengenal pribadi kami dengan baik, mengenal pribadi yang ada disekitar kami dan mengenal lingkungan kami. Maka kami mencoba untuk dapat membentuk pribadi kami menjadi lebih baik dari sebelumnya. 

Dengan bersusah payah kami berusaha untuk menemukan sebuah pandangan dalam kehidupan kami. Kami menyadari bahwa dalam kehidupan ini Tuhan telah memberikan pilihan kepada hamba – hamba Nya dengan segala bentuk konsekuensi yang ditimbulkan dari pilihan tersebut. Dan dalam pilihan kami tersebut, kami selalu menginginkan segala hal yang terbaik bagi kami. Pilihan yang dapat memberikan kebaikan bagi kami sehingga dapat menimbulakan rasa kebahagiaan bagi kami dan orang - orang yang tercinta dari kami serta orang – orang yang berada disekitar kami. Yang pada akirnya pilihan tersebut dapat kami tentukan juga. 

Setelah pilihan tersebut telah kami tentukan, maka kami mencoba untuk lebih meyakinkan pada diri kami bahwasannya pilihan yang telah kami pilih adalah tepat bagi kami. Sehingga kami bisa memutuskan bahwasannya pilihan tersebut layak dan patut untuk diperjuangkan dan dipertahankan. 

Untuk bisa melakukan itu semua, kami telah mencoba membangun kemauan dalam diri kami dengan tetap berkata tiada yang tidak mungkin di dunia ini. Kemauan itu sebagai wujud dari dorongan awal untuk menyatakan bahwasannya kami akan berubah menjadi lebih baik. 

Dari kemauan kuat yang telah kami dapatkan, kami telah mencoba untuk lebih memantapkan hati kami untuk lebih dapat meyakinkan pada diri kami bahwa apa yang telah kami pilih adalah hal yang benar – benar tepat untuk dilakukan. Artinya apapun yang telah saya putuskan saya siap untuk menerima dan menghadapi segala konsekuensi logis yang ditimbulkan dari keputusan telah yang saya ambil. Karena segala sesuatunya telah saya pikirkan dan pertimbangkan dengan masak – masak. 

Sehingga dengan kemantapan hati tersebut kami siap untuk menjalankannya dengan sebaik-baiknya. Ibaratnya saya telah bernadzar, maka saya punya keyakinan penuh untuk dapat mewujudkan segala hal yang telah saya putuskan dalam kehidupan nyata sehari-hari. 

Dan mulai saat ini dan selanjutnya saya akan menjadi pribadi baru yang terbentuk karena adanya evolusi yang saat ini telah terjadi dalam diri kami. 

Dan kami berharap semoga Tuhan selalu meridloi kami dan tetap memberikan petunjuk bagi kami, untuk tetap menjadi pribadi yang selalu menjaga dan meningkatkan segala kebaikan yang akan dapat membawa kami pada kebahagiaan kami, kebahagiaan orang-orang yang kami cintai dan kasihi, serta orang-orang yang ada disekitar kami.” 

Setelah ungkapan itu selesai diungkapkan oleh tim pelatih maka langsung dilanjutkan pada sesi renungan masa depan yang disampakan oleh pimpinan perusahaan kembali. 



Bayangan Masa Depan 


Dalam refleksi penetapan masa depan ini peserta diajak untuk membangun dorongan dalam diri peserta masing-masing untuk dapat melaksanakan segala bentuk komitmen guna menunjang keberhasilan dari visi dan misi perusahaan dimasa akan datang. 

Sehingga apabila visi dan misi perusahaan dapat tercapai maka perusahaan akan menjadi lebih maju dan berkembang. Dan dengan kemajuan dan perkembangan yang terjadi pada perusahaan akan dapat memajukan dan meningkatkan kualitas hidup dari seluruh komponen yang ada didalamnya. 

Untuk itu dalam refleksi bayangan masa depan ini akan banyak membangun harapan – harapan positif yang diyakini akan dapat terwujud dengan baik. Sebagaimana agama mengajarkan bahwa “Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai kaum itu merubah nasibnya sendiri”. 

Dan contoh ungkapannya adalah sebagai berikut : 

“Kita telah berkomitmen untuk berubah menjadi lebih baik, kita telah berkomitmen untuk tidak mengulang kesalahan yang telah kita perbuat dimasa lalu. Sehingga dimasa yang akan datang kita akan dapat berbuat menjadi seorang pribadi yang unggul, tangguh, berwibawa, punya komitmen tinggi, punya integritas dan kapabilas dibawah panji-panji kebesaran perusahaan yang akan selalu berkibar sepanjang masa. 

Kita akan mengawal setiap langkah perusahaan yang akan membawa kita semua pada keberhasilan, melalu visi dan misi yang telah ditetapkan. 

Kita merasa yakin bahwa apabila perusahaan menjadi maju, maka kita juga pasti akan maju. Perusahaan menjadi berkembang, maka kita juga akan berkembang. Perusahaan semakin untung maka, kita juga akan semakin makmur. 

Dengan segala bentuk kebaikan yang saat ini kita dapatkan dan dengan segala keyakinan yang kita bangun maka kita berkomitmen untuk tetap mempertahankan segala bentuk kebaikan yang ada dan akan menghancurkan segala bentuk kejelekan yang telah terjadi. 

Semoga Tuhan selalu bersama kita, membimbing kita, dan mengabulkan setiap harapan – harapan kita dengan segala bentuk kebaikan yang telah kita miliki saat ini. Amin ya Robbal ‘alamin”. 


Selasa, 23 April 2013

Mengenal diri Pribadi


GAMBARAN UMUM 

Proses mengenal pribadi adalah suatu proses dimana peserta pelatihan diharapkan dapat saling mengukur dan menilai pribadi masing-masing. 

Dengan demikian antar pribadi dalam lingkungan organisasi perusahaan diharapkan akan dapat saling mengenal dengan baik. Dan juga dapat saling menjaga satu sama lainnya. 

Hal yang menyangkut pengenalan pribadi adalah karakter, budaya, kebiasaan, dan prinsip hidup. Karena dengan dapat mengenal pribadi yang ada di lingkungan organisasi perusahaan, maka suasana kondusif akan dapat terwujud. 

Sehingga masing-masing pribadi yang ada di dalamnya dapat saling memahami, menghormati dan menghargai satu sama lainnya. 

Hubungan antar pribadi yang terjalin adalah hubungan kerjasama yang saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme. Bukan simbiosis parasitisme. Karena dengan hubungan antar pribadi yang telah terbentuk akan dapat saling menutupi kekurangan masing-masing. Dan dapat menggunakan kelebihan masing-masing untuk kemajuan organisasi. 

Arti dari menutupi disini adalah, apabila satu orang dalam tim memiliki kekurangan, maka anggota tim yang lain yang akan mengisi kekurangan nya dengan kelebihan yang dimiliki. 

Sebagai contoh, dalam sebuah lingkungan organisasi perusahaan si A adalah karyawan yang pandai tapi kekurangannya adalah dia kesulitan dalam berkomunikasi dengan yang lain. Sedangkan si B adalah karyawan yang kurang pandai, tapi dia memiliki kelebihan dalam berkomunikasi dengan yang lain. Sehingga kalau digabungkan maka akan terbentuk tim yang pandai dan memiliki komunikasi yang baik. Karena Si A akan mengisi kekurangan si B dengan kepandaiannya dan si B akan mengisi kekurangan si A dengan kemampuan berkomunikasinya. 

Dalam Tahap mengenal pribadi ini ada 4 (empat) proses yang harus dijalani oleh peserta training, yaitu 

1. Proses mengenal diri 

2. Proses mengenal antar pribadi 

3. Proses mengenal pribadi dan lingkungan 

4. Proses menempatkan diri dalam lingkungan 

Keempat proses diatas harus dilewati oleh peserta dalam pelatihan karena seseorang tidak akan dapat mengenal dan memahami pribadi orang lain sebelum dia mengenal dan memahami dirinya sendiri. Dengan kata lain bagaimana orang lain bisa mengenal dan memahami pribadi kita kalau kita tidak mengenal dan memahami diri kita sendiri terlebih dahulu. 

Setelah bisa mengenal dan memahami diri sendiri, baru peserta diarahkan untuk dapat mengenal pribadi orang lain. Sehingga dengan dapat mengenal pribadi orang yang ada disekitarnya akan terjalin pemahaman dalam bersikap. Yang selanjutnya akan terbangun suatu kerjasama yang kuat dan saling menguntungkan. 

Kalau sudah terjalin kerjasama yang kuat antar pribadi yang ada maka peserta diarahkan untuk dapat mengenal lingkungannya, sehingga terbangun hubungan yang “pas/cocok”. Kalau sudah terjalin hubungan yang “pas/cocok” maka pada akhirnya peserta akan mudah untuk dapat menempatkan diri dalam lingkungannya. Dengan demikian kondisi lingkungan akan terjaga dengan baik dan akan selalu mudah untuk dikembangkan ke arah yang lebih baik. 


MENGENAL DIRI 

Dalam proses perubahan prilaku yang pertama kali dilakukan adalah bagaimana seorang manusia dapat mengenal dirinya. Karena dengan mengenal dirinya manusia dapat megetahui segala hal dan segala kebutuhan yang ada pada dirinya. Dari hasil pengetahuan mengenai hal dan kebutuhan yang didapat pada dirinya inilah manusia dapat menentukan langkah-langkah yang terbaik bagi dirinya. 

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengenal diri dan pribadi kita,yaitu : 

1. Belajar dari pengalaman diri dan orang lain 

2. Bercermin diri dari kehidupan orang lain 

3. Mengenal diri sebagaimana orang lain mengenal 

4. Bercermin diri secara jujur dan mendalam 

Metode yang dipergunakan antara manusia satu dan manusia lain memang selalu berbeda, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana manusia itu bisa menerima hasil dari yang dilakukan. Penerimaan terhadap suatu hasil yang didapat memang tidaklah mudah, karena manusia memiliki ego yang selalu ingin melihat dan menerima kenyataan yang hanya diinginkan. Sehingga diperlukan suatu proses pembelajaran dalam penerimaan setiap hasil yang didapat, walaupun hasilnya berbeda dengan yang diinginkan. Proses pembelajaran yang dimaksud adalah proses pembukaan diri terhadap setiap realitas kehidupan yang telah dan sedang dialami. 

Memang proses pembelajaran butuh waktu yang relatif lama, karena membutuhkan proses pendewasaan manusia dalam berpikir. Pendewasaan dalam berpikir diperoleh dari pengalaman hidup dan arahan dari pendidik yang dapat memberikan kesimpulan dalam mengetahui filosofi hidup. Karena filosofi dalam kehidupan setiap manusia akan mempengaruhi prilaku yang ada dalam diri manusia. 

Filosofi dalam hidup juga dapat dijadikan sebagai pegangan dalam hidup manusia, karena filosofi tersebut dapat menjadi sebuah keyakinan utuh yang dianggap sebagai kebenaran dalam hidup. Keyakinan yang dianggap benar itulah yang paling berpengaruh dalam diri manusia dalam menentukan sikap atau keputusan dalam berprilaku di setiap kehidupannya. 

Keyakinan yang kuat dalam diri manusia dibutuhkan untuk membentuk karakter yang dapat diterjemahkan dalam sikap yang ditunjukkan dalam menjalani hidup. Karena karakter yang terbentuk dalam diri manusia akan menjadikan manusia itu memiliki jati diri dan kehormatan diri. Jati diri inilah yang menjadi salah satu faktor yang dapat membawa manusia memiliki visi dan rasa optimistis dalam menjalani kehidupan sampai akhir hayatnya. 

Yang perlu ditekankan dalam tahap awal ini adalah seluruh aktifitas yang dijalankan harus dijaga kerahasiaannya secara personal. Karena yang dibangun dalam tahapan ini adalah bagaimana peserta bisa mengenal diri pribadinya serta bagaimana peserta akan berkomitmen terhadap diri dan pribadi masing-masing. 

Sehingga peserta mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini : 

a. Siapaka saya ? 

b. Dimanakah saat ini saya berada ? 

c. Apakah tujuan utama saya ? 

d. Bagaimana cara saya untuk mencapai tujuan saya itu ? 


BELAJAR DARI PENGALAMAN DIRI DAN ORANG LAIN 

Disini peserta diminta untuk menuliskan semua pengalaman pribadi yang baik dan buruk yang pernah dialami. Agar hasil dari metode ini dapat berhasil dengan maksimal, peserta harus jujur dan detail dalam menuliskan pengalamannya. Dan yang perlu jadi catatan disini adalah pengalaman yang dituliskan bukan untuk dibuka ke orang lain, akan tetapi dipergunakan untuk dirinya sendiri. Jadi kerahasiaannya akan terjaga dengan baik. 

Setelah seluruh peserta telah selesai menuliskan pengalaman pribadinya, maka peserta diminta menuliskan pengalaman dari orang - orang yang pernah dikenal dan diketahuinya. Terutama pengalaman dari orang- orang yang di jadikan sebagai contoh atau referensi dalam hidupnya. Dan hasil dari apa yang telah dituliskan diminta untuk disimpan baik-baik oleh masing-masing peserta. 

Pada tahapan berikutnya peserta diminta untuk menuliskan semua prilaku yang menguntungkan dan prilaku yang merugikan dari pengalaman yang telah ditulis sebelumnya. Yang dimaksud dengan prilaku yang menguntungkan atau merugikan disini adalah setiap dampak yang dirasakan oleh peserta dari prilaku yang dijalankan. Sehingga dalam tahapan ini kondisi yang tercipta sangat subjektif sekali. 

Pada tahapan ini peralatan yang dibutuhkan dalam menerapkan metode ini adalah kertas berwarna putih dan spidol berwarna yang telah disediakan oleh tim pelatih. Tata cara permainannya adalah sebagai berikut : 



1. Dalam menuliskan pengalamannya peserta diminta untuk menentukan spidol berwarna yang telah disediakan 

2. Perlu diketahui oleh peserta bahwa spidol warna yang dipilih adalah sebagai ungkapan warna perasaan dalam menyikapi pengalaman yang telah dituliskan dalam kertas berwarna putih tersebut 

3. Diakhir penulisan peserta diminta untuk memberikan arti dari warna spidol yang telah dipilih. 

4. Dalam hal penyimpanan hasil tulisan, peserta diminta untuk menyimpan sesuai dangan keinginan masing-masing. 

5. Perlu dijelaskan bahwa peserta harus punya alasan dari cara penyimpanan yang dilakukan, karena nanti peserta diminta untuk bercerita dan menjelaskan seberapa berharga pengalaman diri yang telah dialami terhadap kehidupan yang selama ini mereka jalani. 

6. Cara yang sama juga diterapkan dalam menuliskan pengalaman dari orang yang di jadikan contoh dalam hidupnya. 

7. Setelah selesai melakukan penyimpanan, peserta harus membuat daftar prilaku yang dinilai menguntung dan merugikan bagi dirinya dari pengalaman yang telah ditulis. 

8. Peserta di ajak berpikir dan menyimpulkan, dengan diminta untuk mengingat dan melihat kembali pengalaman hidup yang telah dijalani. Apakah prilaku yang paling banyak diterapkan dalam kehidupan dan pekerjaannya selama ini adalah prilaku yang menguntungkan/baik atau merugikan/jelek ? 

9. Setelah itu peserta diminta untuk menuliskan kembali, prilaku mana yang layak dipertahankan untuk proses kehidupan setelah pelatihan dan mana yang dianggap harus di eliminasi. Dan penulisannya harus menggunakan warna spidol yang berbeda, dengan syarat warna yang digunakan harus terang dan jelas. Karena itu nanti dianggap sebagai penegasan dari komitmen pribadi yang harus dijalankan dan dijadikan sebagai pegangan. 




BERCERMIN DIRI DARI KEHIDUPAN ORANG LAIN 

Dalam metode yang kedua ini, peserta diminta untuk menuliskan pengalaman atau kisah dari beberapa orang lain yang mereka anggap baik dan sukses (minimal 3 orang). Bisa juga orang yang mereka hormati dan pantas dijadikan contoh dalam kehidupannya. 

Yang dimaksud dengan orang yang dianggap baik, atau yang dihormati dan pantas dijadikan contoh adalah orang yang dapat mempengaruhi pola hidup, prilaku maupun prinsip dalam kehiduan peserta. Sehingga pengaruh itu tampak nyata pada prilaku dalam kehidupannya sehari-hari. 

Ada prisnsip yang mengatakan bahwa “kalau sudah ada orang lain yang pernah mengalami mengapa kita ingin mencoba mengulang sendiri ?”. Maksudnya adalah kalau ada orang yang sukses dengan menjalani proses dari bawah kita tinggal mencontohnya saja. 

Sehingga kita tinggal mendengarkan dan mengikuti langkah-langkah yang disarankan saj. Dengan demikian kita tidak perlu buang-buang waktu untuk membuat sendiri pengalaman yang sama. 

Adapun peralatan yang dibutuhka dalam menerapkan metode ini adalah kertas berwarna putih dan spidol yang telah disediakan oleh tim pelatih. Dengan tata cara permainannya adalah sebagai berikut : 


1. Peserta harus menentukan orang yang mereka hormati, atau orang sukses yang dapat dijadikan contoh dalam kehidupannya berdasarkan asumsi masing-masing minimal 3 orang. 

2. Setelah itu peserta diminta menuliskan sepenggal cerita atau kisah dari orang yang telah dipilih dalam kertas yang telah disediakan secara prioritas. Artinya cara menuliskannya mulai dari orang yang paling dihormati atau yang paling bisa dijadikan contoh. 

3. Lalu peserta diminta untuk memberikan alasan mengapa mereka memilih orang-orang itu. 

4. Permainan berikutnya adalah, peserta diminta untuk membuat daftar prilaku atau tindakan dari orang yang diceritakan atau dikisahkan tadi, mana dari prilakunya yang dianggap menguntungkan/baik dan dianggap merugikan/jelek sesuai dengan penilaian masing-masing. 

5. Peserta diminta untuk membuat daftar diantara prilaku yang menguntungkan/baik dari orang yang diceritakan tadi, mana yang memiliki kesamaan dengan prilakunya selama ini dan mana yang bisa dicontoh sehingga dapat diterapkan dan tetap dijaga sampai dengan selesai pelatihan dan setelahnya nanti. 




MENGENAL DIRI SEBAGAIMANA ORANG LAIN MENGENAL 

Dalam metode yang ke tiga ini tiap-tiap peserta diminta untuk memberikan penilaian awal terhadap peserta lainnya yang tergabung dalam satu kelompok masing-masing. Disini peserta diminta untuk bisa belajar menerima terhadap apa yang disangkakan atau apa yang dinilaikan oleh orang lain terhadap dirinya. 

Sehingga tiap-tiap peserta diminta memberikan penilaian secara jujur dan objektif berdasarkan sepengetahuan masing-masing. Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh orang lain terhadap kita, maka kita dapat melakukan evaluasi dan instropeksi terhadap diri sendiri. Dengan kata lain “tidak menilai terlalu tinggi diri sendiri”. 

Ada yang mengatakan bahwa “kejujuran dari orang lain itu sangat menyakitkan”. Maksudnya disaat ada orang yang menilai kita dengan jujur, seringkali kita menyangkal dan hampir tidak percaya dengan kenyataan yang adabahkan reaksi kita bisa tersinggung dan marah. 

Padahal kalau diterima dengan baik, penilaian tersebut akan dapat menyelamatkan kita dari keterpurukan. Mengapa demikian ? karena setiap penilaian yang diberikan orang lain terhadap kita, akan memantu kita tetap melakukan perbaikan terhadap apa yang telah kita lakukan. 

Untuk itu agar peserta dapat berlatih untuk menerima penialaian dari orang maka, dalam training ini dibuat dalam bentuk permainan. Tujuannya adalah membiasakan peserta untuk saling memberikan penilaian secara jujur dan berkala terhadap sesama teman nya. Sehingga suasana saling membangun dalam pekerjaan akan terbentuk dengan baik. 

Adapun peralatan yang dibutuhkan dalam menjalankan metode ini adalah kertas berwarna putih dan spidol. Dan tata cara permainannya adalah sebagai berikut : 



1. Peserta diminta untuk memberikan penilaian terhadap prilaku teman dalam kelompoknya yang dituliskan dalam selembar kertas. 

2. Dalam kertas tersebut yang harus diisi pertama kali adalah Nama dari orang yang dinilai dan berapa lama dia mengenal orang yang dinilainya itu. Setelah itu baru diisikan prilaku dari orang yang dinilai, mana yang menurutnya baik atau menguntungkan dan mana yang menurutnya jelek atau merugikan. 

3. Dan bagi peserta yang memeberikan penilaian dilarang membubuhkan namanya dalam lembar penilaian. 

4. Satu orang peserta memberikan penilain kepada tiap-tiap anggota kelompoknya, jadi satu orang menilai sebanyak anggota kelompok dikurangi dirinya sendiri. 

5. Setelah selesai semua baru dikumpulkan kepada instruktur masing-masing, lalu instruktur mengumpulkan hasil penilaian berdasarkan nama. Sehingga satu peserta mendapatkan penilaian sebanyak anggota kelompok dikurangi dirinya sendiri. 

6. Setelah semua selesai tiap-tiap peserta diminta untuk membuat daftar penilaian dari orang lain tersebut, dikelompokkan berdasarkan prilaku yang dinilai baik/menguntungkan dan prilaku yang dinilai jelek/merugikan. 

7. Setelah tiap-tiap peserta selesai maka diminta untuk merenungkan dan menyimpulkan bagaimana orang lain tersebut mengenal dirinya berdasarkan penilaian yang telah diberikan. Lalu peserta diminta untuk menjawab pertanyaan “Apakah yang telah dinilaikan orang lain kepada anda sama seperti anda menilai diri anda sendiri ?” 

8. Dari semua apa yang dikerjakan termasuk jawaban yang diberikan oleh peserta harus disimpan baik-baik.    




BERCERMIN DIRI SECARA JUJUR DAN MENDALAM 

Dalam metode yang keempat ini peserta diminta untuk bercermin. Maksudnya adalah peserta diminta untuk melihat diri masing-masing pribadi dengan menggunakan cermin. 

Disini peserta diharapkan mapu menilai dirinya sendiri walaupun masih menggunakan alat. Metode ini digunakan untuk mengajak peserta melakukan instropeksi diri dalam mengenal pribadinya secara jujur dan mendalam dengan membangun kesadaran diri melalui pelatihan yang dijalankan. Karena tidak ada satupun manusia yang dapat melihat dirinya, kecuali dengan menggunakan bantuan alat. 

Disini peserta juga diajak untuk dapat melihat dan menerima sebuah kenyataan bahwa “tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanyalah manusia yang berusaha untuk menjadi sempurna. Dengan demikian pasca pelatihan peserta akan terbiasa untuk selalu memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kelebihannya. 

Sehingga diharapkan akan terbangun kebiasaan persaingan yang sehat dalam lingkungan pekerjaan. Tidak akan saling menjatuhkan kekurangan teman. Dan saling berlomba untuk meningkatkan kelebihan masing-masing. 

Adapun peralatan yang dibutuhka dalam menerapkan metode ini adalah kertas berwarna putih, spidol dan cermin yang telah disediakan oleh tim pelatih. Dan tata cara permainannya adalah sebagai berikut : 


1. Peserta diminta memegang cermin masing-masing, lalu diminta untuk bercermin secara pribadi dan tidak boleh mempedulikan peserta lainnya. 

2. Pesrta diminta untuk menilai bagaimana dirinya (prilakunya yang baik / menguntungkan dan prilakunya yang jelek/merugikan) setelah dilihat dalam cermin secara jujur. 

3. Peserta diminta untuk menuliskan semuanya kedalam kertas yang telah disediakan. Setelah itu diminta untuk merenung dan dan menyimpulkan apakah dirinya selama ini konsisten terhadap prilaku yang telah ditulis tersebut. 

4. Peserta diminta untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut: 

a. Apakah prilaku yang selama ini dijalankan sama seperti prilaku yang dilihat/dinilai saat ini ? 

b. Adakah prilaku yang seharusnya dipertahankan ? 

c. Adakah prilaku yang seharusnya dirubah/diperbaiki ? 

d. Apakah anda sudah mengenal dengan baik pribadi anda selama ini ? 

5. Dari semua jawaban yang diberikan, peserta diminta untuk membuat komitmen agar tetap konsisten dalam menjalaninya. 


MENGENAL ANTAR PRIBADI 

Setelah peserta melewati tahap mengenal diri, maka tahapan selanjutnya adalah mengenal antar pribadi peserta. Dimana peserta diharapkan benar-benar akan mengetahui bagaimana teman sekerjanya. Karena dengan mengenal teman sekerjanya akan dapat meminimalisir konflik antar pribadi yang sering kali ada dalam lingkungan perusahaan. 

Dalam proses mengenal antar pribadi, peserta pelatihan diharuskan untuk dapat saling berkomunikasi dan mengkomunikasikan dirinya dengan yang lainnya. 

Penekanan dari sesi ini adalah komunikasi diri dengan orang lain. Dimana peserta pelatihan diminta untuk dapat mengkomunikasikan tentang dirinya kepada peserta lainnya. Sehingga tahapan ini dapat juga disebut dengan permainan “Ini saya, kamu siapa ?”. 

Tujuan dari tahapan ini adalah pengenalan antar pribadi peserta untuk lebih megenal siapa orang yang ada didekat saya. Untuk itu peserta akan dibangun pengenalan, kesadaran dan pengertian nya antara satu dengan lainnya. 

Sehingga dengan saling mengenal itulah akan timbul rasa saling menerima dan menyadari prilaku masing-masing. Dapat saling menghormati dan menghargai prinsip masing-masing. Dan dapat saling menjaga kepentingan satu sama lainnya. 

Selain itu peserta pelatihan diharapkan mampu mengkomunikasikan dirinya kepada peserta lainnya. Sehingga dari proses komunikasi antar pribadi ini diharapkan tiap-tiap peserta akan timbul kepercayaan pada dirinya. Serta nantinya diharapkan memiliki sudut pandang yang luas dalam menyikapi dan memandang setiap permasalahan yang terjadi antar pribadi dalam lingkungan organisasi perusahaan. 

Dengan demikian pada hasil akhirnya diharapkan seluruh peserta nantinya mampu bekerjasa dengan baik dan apabila terjadi konflik antar pribadi mampu menyelesaikannya dengan baik. Tahap permainannya adalah : 

1. Peserta membuat lingkaran berdasarkan kelompoknya masing-masing. 

2. Tiap-tiap peserta diminta untuk memperkenalkan dirinya kepada seluruh anggota kelompok 

3. Isi dalam perkenalan itu adalah 

a. Peserta menyebutkan nama dan menggambarkan siapa dirinya (menyampaikan orientasi/tujuan nya, prinsip yang dipegang, hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai). 

- Nama saya adalah .... 

- Dalam hidup ini saya memiliki tujuan untuk ....... 

- Saya memiliki prinsip bahwa ..... 

- Saya ini orang nya suka ........ 

- Dan saya tidak suka apabila ...... 



b. Peserta diminta untuk menyebutkan apa kelebihan dan kekurangan dari dirinya 

- Menurut saya, kelebihan saya adalah ........ 

- Dan kekurangan saya adalah ..... 



c. Peserta diminta untuk menyampaikan harapan-harapannya dalam proses pertemanan dan interaksi dengan orang lain 

- Saya berharap agar teman-teman dapat ........... 



4. Setelah perkenalan masing-masing individu selesai maka tiap-tiap peserta juga diminta untuk memperkenalkan kembali teman disebelah kanannya kepada seluruh anggota kelompok. Dengan format seperti ini : 

a. Nama teman disebelah kanan saya adalah ................ 

b. Saya kenal dengan teman saya ini sejak ........... 

c. Menurut dia, kelebihannya adalah ..... 

d. Dan dia berharap untuk dapat ........ 

e. Menurut sebatas sepengetahuan saya, dia ini orang nya ............ 

f. Dan saya berharap dia dapat ....... 


MENGENAL PRIBADI DAN LINGKUNGAN 

Tahapan mengenal pribadi dan lingkungan adalah sebuah tahapan dimana peserta diajak dapat mengenal lingkungan yang ada disekitarnya yang terkait dengan pribadi peserta. Dan selanjutnya peserta diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungan yang telah dikenalnya. 

Lingkungan dalam pelatihan akan merepresentasikan juga lingkungan dimana peserta pelatihan bekerja. Artinya lingkungan dalam pelatihan akan di setting untuk menggambarkan lingkungan perusahaan tempat peserta pelatihan bekerja. 

Dalam tahapan ini peserta diperkenalkan bagaimana cara mengenal lingkungannya agar peserta dapat beradaptasi. Karena lingkungan merupakan sebuah sistem dimana banyak terdapat komponen yang saling terkait. Diantara komponen-komponen tersebut adalah personal, situasi dan kondisi, budaya organisasi, keputusan dan kebijakan organisasi, dan lain sebagainya. 

Karena lingkungan merupakan sebuah sistem maka dalam sklus diatas dapat dilihat bahwa pada dasarnya tiap-tiap komponen dalam sistem itu saling terkait dan mempengaruhi. Personal atau pribadi peserta sebenarnya juga menjadi bagian dari lingkungan itu sendiri, akan tetapi pribadi dalam lingkungan akan menjadi inti dari lingkungan itu sendiri. Karena pribadi dalam lingkungan tersebut bersifat dinamik. 

Sehingga dalam tahapan ini ada tiga prinsip pertautan antara pribadi peserta dengan lingkungan yang perlu dipikirkan dan dipahamkan ke peserta yaitu : 

1. Pribadi peserta yang mengikuti lingkungan atau lingkungan yang mengikuti pribadi peserta yang disebut dengan prinsip ego manusia 

2. Pribadi peserta yang mengendalikan lingkungan atau lingkungan yang mengendalikan pribadi peserta yang disebut dengan prinsip kekuatan manusia 

3. Pribadi peserta yang memberikan kontribusi ke lingkungan atau lingkungan yang memberikan kontribusi ke pribadi peserta yang disebut dengan prinsip dampak eksplorasi 


Dalam prinsip pertautan yang pertama seharusnya yang dibangun adalah pribadi peserta harus mengikuti lingkungannya, sehingga disini dapat dikatakan adalah proses “penghancuran ego manusia”. Karena tiap-tiap pribadi “dipaksa” untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya walaupun lingkungan yang ditempati tidak sesuai dengan yang diinginkan. Memang tidaklah mudah akan tetapi proses pemahamannya adalah setiap apa yang hidup dialam, harus mengikuti hukum alam yang berlaku. Sehingga mereka harus mau untuk berevolusi atau akan terseleksi. 

Lingkungan pada dasarnya sudah terbentuk sejak awal dengan kondisi hukum yang telah disepakati bersama disadari atau tidak disadari. Untuk itu setiap pribadi yang ada dituntut untuk mengikuti atau mereka harus dipaksa keluar dari lingkungan itu. 

Pertanyaannya adalah “apakah pribadi yang ada dalam lingkungan tidak dapat merubah lingkungannya ?” jawabannya adalah bisa. Akan tetapi untuk dapat merubah lingkungan harus lah melalui sebuah proses dan harus menggunakan kemampuan dari pribadi yang telah terdidik. 

Dalam prinsip pertautan pertama memang pribadi harus mengikuti lingkungan akan tetapi dalam prinsip kedua ini pribadi lah yang harus mengendalikan lingkungan. Karena dalam prinsip pertautan yang kedua yang dibangun adalah pribadi yang memiliki jiwa dan mental yang kuat. Disini yang dibangun adalah jiwa kepemimpinan dari tiap-tiap pribadi peserta. Sehingga tiap pribadi peserta akan memiliki prinsip yang kuat yang dapat dipertanggung jawabkan. Bukan menjadi pribadi lemah yang tidak memiliki prinsip dan mudah diombang-ambingkan oleh lingkungannya. 

Proses pengendalian lingkungan tidak boleh menggunakan ego, akan tetapi harus menggunakan kekuatan dan kemampuan dari pribadi masing-masing peserta. Untuk itu peserta diharapkan memiliki nilai tawar yang dapat digunakan untuk merubah lingkungannya melalui sebuah proses bukan melalui pemaksaan kehendak. 

Dengan tercapainya prinsip pertautan yang kedua maka prinsip pertautan yang ketiga akan dapat tercapai dengan baik. Yakni baik pribadi maupun lingkungan akan dapat saling memberikan kontribusi yang berarti. Karena disini yang dibangun adalah simbiosis mutualisme bukan simbiosis parasitisme. Artinya adalah membangun hubungan yang saling meguntungkan. Tata cara permainannya adalah 

1. Peserta diminta untuk berkumpul semua akan tetapi tetap berada pada posisi dikelompok masing-masing 

2. Perwakilan kelompok diminta untuk memperkenalkan kelompok dan anggota kelompoknya kepada kelompok lain 

3. Masing-masing kelompok diminta untuk mengevaluasi kelompok nya sendiri-sendiri. Pelanggaran apa saja yang telah dilakukan oleh anggota kelompoknya mulai dari pelatihan sampai dengan sesi training saat ini berjalan. 

4. Tiap-tiap kelompok diminta untuk mengevaluasi kelompok lain nya. Pelanggaran apa yang telah dilakukan oleh kelompok lain terhadap kesepakatan yang telah dibuat. 

5. Tiap-tiap kelompok diminta untuk mengevaluasi lagi mengenai jadwal dan aturan-aturan selama pelatihan sebagaimana kesepakatan yang telah dibuat diawal. Dan diminta untuk membuat kesepakatan kembali. 

6. Dalam permainan ini setiap pribadi yang membuat usulan atau penyampaian pendapat harus merepresentasikan suara kelompok. 

7. Setelah kesepakatan dibuat maka tiap peserta diminta untuk memberikan penilaian secara tertulis mengenai proses kesepakatan yang telah dibuat bersama tadi. 

8. Setelah penilaian tiap peserta telah selesai dibuat, maka tiap peserta diminta untuk memberikan daftar adakah dari proses yang telah dibuat tadi tidak berkenan dengan pribadinya atau adakah proses yang dianggap bertentangan dengan prisnsip pribadinya atau adakah proses yang tidak cocok dengan pribadinya. 




MENEMPATKAN DIRI DALAM LINGKUNGAN 

Pada proses menempatkan diri dalam lingkungan ini adalah proses akhir dimana tiap-tiap peserta sudah harus bisa menggambarkan dan menilai bagaimana pribadinya masing-masing. 

Sehingga dalam tahapan ini seluruh peserta diminta untuk membuka seluruh catatan mengenai dirinya yang telah dibuat pada sesi-sesi sebelumnya. 

Dalam sesi ini permainanya disebut dengan “dimana seharusnya saya berada”. Tata cara permainannya adalah 

1. Seluruh peserta diminta untuk duduk secara melingkar tanpa memperhatikan kelompok 

2. Dalam lingkaran itu peserta diminta untuk membawa dan membuka catatan yang telah dibuat dalam sesi sebelumnya. Disitu peserta diminta untuk mengukur dan menilai pribadi masing-masing. 

3. Setelah itu tiap-tiap peserta diminta untuk menempati karton yang telah disusun secara hierarki. Dimana dalam susunan hierarki itu merupakan perwujudan dari kedudukan mulai yang tertinggi sampai dengan terendah. 

4. Peserta dipersilahkan menempati posisi sesuai dengan hasil penilaian terhadap dirinya. Sehingga satu posisi bisa saja ditempati oleh dua orang atau lebih. 

5. Setelah tiap-tiap peserta telah menempati posisi sesuai dengan yang dipilih, maka peserta diminta untuk memberikan alasan mengapa pribadinya cocok untuk menempati posisi itu. 

6. Setelah alasan telah dibuat maka dalam permainan ini diberikan ketentuan bahwa satu posisi hanya boleh ditempati oleh satu orang saja. 

7. Sehingga kalau ada satu posisi ditempati dua orang peserta diminta untuk membuat kesepakatan dalam rangka menentukan kriteria pribadi yang cocok untuk menempati posisi tersebut. 

8. Setelah satu posisi ditempati satu orang, maka selanjutnya tiap-tiap peserta diminta untuk memberikan resume mengenai proses yang telah dilaksanakan 

9. Peserta diminta untuk memberikan komentar mengenai posisi yang telah didapatkan dalam permainan ini.

Minggu, 21 April 2013

Building The Winning Team

Gambaran Umum

Adalah impian setiap perusahaan untuk memiliki team juara. Sebuah team yang mapu bekerja secara mandiri, bisa memotivasi dirinya sendiri, dan team yang mampu menyelesaikan konflik internalnya dengan merubah konflik menjadi daya produktifitas luarbiasa.

Untuk itulah Program ini dirancang. Program ini fokus pada bagaimana membangun team dengan performa terbaik. Peserta di beri pemahaman tentang arti penting dari saling ketergantungan, dan meningkatkan kerjasama, terhadap pencapaian tujuan bersama.

Selain itu, peserta akan di berikan berbagai mcam kegiatan yang bertujuan membangun team kerja yang solid, memiliki motivasi kuat, membangun komunikasi efektif antar personal di dalam team, serta team yang tahu caranya mencapai keberhasilan bersama.

Rekomendasi Peserta
  • Para kepala department yang satu sama yang lainnya memliki hubungan kerjasama dan kolaborasi dalam organisasi.
  • Team kerja yang kesehariannya bekerja secara bersama sama dalam satu bidang , misalnya bagian produksi, bagian opersional, dan lain – lain.
  • Semua lini dalam organisasi yang bekerja sebagai suatu team baik dalam sekala kecil maupun besar.
Manfaat pelatihan :
  • Terbentuknya team dengan kinerja dan terbaik.
  • Setiap orang sadar akan potensi yang dimilikinya dan dengan itu mampu memberikan kontribusi positif sekaligus produktif terhadap team.
  • Perusahaan memiliki team kerja yang solid, mandiri, dengan kemampuan memotivasi diri sendiri, dan menyelesaikan konflik internal menjadi daya dorong terhadap peningkatan produktifitas kerja.
  • Peserta memahami dan mampu mengimplementasikan perihal komunikasi efektif, sinergi, empaty, dinamika kelompok, dan lain – lain.
Gambaran Materi
  • Teamwork and team dynamics. (Qualities of an effective team member, characteristics which make a good team).
  • Membangun visi, nilai, semangat kebersamaan, empathy dan kepercayaan.
  • Management konflik, dan komunikasi efektif dalam team (Interactive transparent dialogue, effective listening skills, developing team strategies for getting results, giving and receiving support and feedback amongst team members).
  • Meningkatkan kemampuan manajemen konflik, dan pemecahan masalah dalam team, dengan tetap mempertahankan kreatifitas dan motivasi, dalam berbagai situasi yang berbeda.
Durasi Pelatihan

Pelatihan ini dilaksanakan selama 2 - 3 hari (24 Jam efektif) dalam bentuk Outbound Training

High Performance Leadership

Gambaran Umum

Semakin tingginya persaingan pasar dari waktu ke waktu, meningkatkan kebutuhan setiap organisasi akan pemimpin / manager berkualitas, yang memiliki kemampuan dalam mengembagkan kemampuan team, dan memiliki kemampuan mentransformasi kekuatan yang dimilikinya menjadi benefit bagi organisasi terutama dalam meningkatkan daya saing.

Untuk menyikapi hal tersebut kami merancang sebuah model training dengan pendekatan yang systematic, instant dan praktical, untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan/managerial. Dalam program ini para peserta dilatih untuk memiliki motivasi, dan loyalitas terhadap perusahaan, serta memiliki kemampuan mengemban tugas dan tanggungjawab besar, mengembangkan visi kepemimpinan dan memimpin team / organisasi melewati situasi – situasi kritis sekaligus membawanya menuju pencapaian persetasi terbaik.

Kami melaksanakan model leadership coaching, dimana setiap peserta dilatih kemampuannya untuk meningkatkan skill bawahannya, mengembangkan kemampuan strategic dalam binis, menerjemahkan kebijakan/perintah kedalam bentuk action plan.

Rekomendasi Peserta
  • Pemangku jabatan direktur, manager, asdir/asmen/, supervisor disemua lini organisasi.
  • Personel yang di persiapkan untuk menduduki jabatan managerial di kemudian hari (management trainee).
  • Pejabat fungsional di perusahan terutama di level menengah ke atas dan yang memiliki tanggungjawab berkaitan dengan penentuan strategi organisasi.
Manfaat Pelatihan :
  • Peserta bisa meningkatkan kompetensi kepemimpinannya dengan memanfaatkan potensi unik yang dimilikinya.
  • Terbangunnya motivasi dan rasa memiliki pada diri peserta sehingga mendorong untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
  • Peserta memiliki kemampuan strategic planing, motivating, problem solving & decision making.
  • Peserta memiliki kemampuan untuk mengeksekusi printah strategi ke dalam bentuk action plan.
Gambaran Materi
  • Tantangan kepemimpinan (Leadership challenges), Gaps between performance and expectations.
  • Gaya kepemimpinan dan penerapan yang relevan terhadap bawahan.
  • Pemimpinan visioner ; self-belief, commitment, passion, courage and confidence.
  • Empowerment, delegation, motivation and leading team.Integrating people, strategy and processes for bridging the execution gap.
  • Sustaining innovation, enhancing creativity, problem solving skills & decision making.
Durasi Pelatihan
Pelatihan ini dilaksanakan selama 2 - 3 hari (24 Jam efektif). Biasa dilakanakan dalam bentuk Outbound Training maupun In House Training.

Executive Soft Skills Development Program

Gambaran Umum

Tidak semua personel yang menempati posisi eksecutive menengah ke atas memiliki kemampuan untuk mencapai perfoma terbaik yang diharapkan oleh organisasi. Bahkan tak jarang diantaranya bahkan gamang dan tertekan oleh tuntutan tugas yang harus diembannnya.

Untuk itu mereka perlu latihan dan wadah pembelajaran guna memiliki kemampuan untuk mencapai performa terbaik yang yang mampu dicapainya. Mereka butuh untuk memahami dan tahu bagaimana cara mengembangkannya “soft skill” yang menjadi prasyarat menjadi pribadi yang sukses dan mencapai kemuliaan diri dalam kariernya.

Executive soft skills development program dirancang untuk menjawab kondisi tersebut. Dalam program ini para peserta dibantu untuk mengembangkan karakter pribadi yang sukses, dengan membuka dan memperkuat potensi – potensi dirinya yang tersembunyi.

Para fasilitator, akan mendampingi dan membantu peserta, dalam hal ini. Bersama – sama dengan para trainer dan fasilitaor peserta juga melakukan kegiatan dalam rangka mengeksplorasi soft skill yang efektif dalam melaksanakan tugas – tugas executive sekaligus mengembangkan karier.

Rekomendasi Peserta
  • Pejabat eksekutif level menengah keatas di perusahaan, yang dalam pekerjaannya membutuhkan kualitas pribadi terutama dalam hal softskill.
  • Individu yang meyakini bahwa dirinya memiliki potensi yang luar biasa namun kesulitan dalam menggali mengembangkan serta memberdayakannya.
  • Jajaran fungsional di midle hingga top management.
Manfaat Pelatihan :
  • Peserta mampu membangun citra diri positif, dengan mengembangkan kehormatan, keyakinan dan kepercayaan diri, mebudayakan prilaku kerja positif dan productif, serta memiliki motivasi, dan daya kreatifitas.
  • Peserta mampu mengembangkan potensi – potensi laten yang dimilikinya dan memberdayakannya di lingkungan pekerjaan.
  • Perusahaan diharapkan memiliki pejabat executif yang memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang kuat, prilaku kerja yang posistif, dan sangup memotivasi dirinya sendiri guna mencapai peak performance di perusahaan.
  • Peserta mampu membangun suatu hubungan yang harmonis dilingkungan departmennya, dan antar departement dalam perusahaan, guna tercapainya tujuan organisasi.
  • Peserta memilik kemampuan management konflik, analisa resiko, dan tahu bagaiman meminimalisir negative effect dari suatu conflik, dan disaat bersamaan menjadikan konflik sebagai penguat motivasi, dan meningkatkan produktifitas.
  • Merubah paradigma dan mindset seorang karyawan biasa menjadi paradigma dan mindset executive yang memiliki jiwa dan rasa memiliki yang kuat terhadap perusahaan.
Gambaran Materi
  • Mengeksplorasi, menggali dan memberdayakan potensi diri.
  • Percepatan perubahan mindset dan paradigma sehingga mampu mengikuti dan menerima perubahan.
  • Belajar bagaimana memanfaatkan potensi guna meningkatkan peak performance levels.
  • Management waktu, mangement konflik, manajement resiko, dan management stres.
  • Merancang dan menetapkan tujuan serta menyusun langkah – langkah guna mencapainya.
  • Berlatih dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang tepat dalam bebagai kondisi kerja / bisnis.
Durasi Pelatihan
Pelatihan ini dilaksanakan selama 2 - 3 hari (24 Jam efektif). Biasa dilakanakan dalam bentuk Outbound Training maupun In House Training.
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com